Apa Enam Kebiasaan untuk Mengurangi Risiko Demensia? Riset Monash University Beri Jawabannya

2 weeks ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Monash University kembali menegaskan komitmennya dalam upaya global melawan demensia melalui riset lintas disiplin yang menggabungkan teknologi mutakhir dan pendekatan humanis. Temuan terbaru ini membantu masyarakat memahami tanda-tanda awal demensia sekaligus memberikan panduan praktis untuk mencegahnya sejak dini, termasuk bagi masyarakat Indonesia yang memiliki jumlah kasus terus meningkat.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini ada sekitar 50 juta orang di seluruh dunia hidup dengan demensia, dan jumlahnya diperkirakan melonjak menjadi 152 juta pada tahun 2050.

Di Indonesia, lebih dari 4,2 juta orang tercatat hidup dengan kondisi tersebut, dengan Alzheimer sebagai penyebab paling umum. Lonjakan kasus ini membuat upaya pencegahan menjadi semakin mendesak.

Lalu, apa sebenarnya kebiasaan yang terbukti dapat mengurangi risiko demensia?

1. Mengelola Kesehatan Sejak Usia 40-an

Penelitian yang dipimpin Professor Matthew Pase dari Ageing and Neurodegeneration Research Program, School of Psychological Sciences Monash University, menegaskan bahwa gaya hidup dan kesehatan seseorang mulai usia 40 tahun sangat menentukan kondisi otaknya di masa tua.

"Karena belum ada obat untuk demensia, penelitian tentang faktor risiko dan pelindung menjadi sangat penting," ujar Professor Pase dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 17 November 2025.

Prof Pase menekankan bahwa hingga 50 persen kasus demensia sebenarnya bisa dicegah dengan pengelolaan faktor risiko yang tepat.

2. Menjaga Kualitas Tidur

Kualitas tidur, terutama fase tidur dalam (deep sleep), menjadi salah satu faktor paling penting. Penelitian Profesor Pase menemukan bahwa penurunan deep sleep sebesar 1 persen per tahun pada lansia dapat meningkatkan risiko demensia hingga 27 persen. Fase tidur ini membantu otak membuang limbah metabolik yang berhubungan dengan Alzheimer.

3. Aktif Secara Mental

Menjaga otak tetap aktif terbukti memberikan perlindungan jangka panjang. Riset dari ASPREE-XT yang dipimpin para peneliti di Monash School of Public Health and Preventive Medicine menunjukkan bahwa aktivitas mental seperti menulis jurnal, mengikuti kelas pelatihan, dan mengerjakan teka-teki dapat menurunkan risiko demensia sekitar 9 s.d 11 persen.

"Aktivitas sederhana seperti membuat kerajinan atau merajut bahkan dapat menurunkan risiko hingga 7 persen," kata Head of Biological Neuropsychiatry and Dementia Research Unit SPHPM Monash University, Professor Joanne Ryan.

4. Aktif Secara Fisik

Kecepatan berjalan dan kekuatan genggaman tangan dapat menjadi indikator kesehatan otak. Temuan ASPREE-XT menunjukkan bahwa penurunan keduanya dapat menjadi tanda awal risiko demensia, bahkan sebelum gejala kognitif muncul. Aktivitas fisik teratur membantu menjaga aliran darah ke otak dan menurunkan risiko penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes.

5. Menjalin Interaksi Sosial

Isolasi sosial termasuk salah satu dari 14 faktor risiko demensia yang dapat dimodifikasi menurut The Lancet Commission (2024). Membangun koneksi sosial, terlibat dalam komunitas, atau bergabung dengan kelompok aktivitas dapat membantu melindungi otak dari penurunan fungsi kognitif.

6. Menghindari Kebiasaan Buruk

Merokok, konsumsi alkohol berlebih, dan paparan polusi udara turut meningkatkan risiko demensia. Mengurangi paparan faktor-faktor ini dapat memberikan dampak perlindungan signifikan terhadap kesehatan otak dalam jangka panjang.

Teknologi Ikut Membantu Deteksi Dini Demensia

Selain kebiasaan sehari-hari, teknologi juga berperan besar dalam deteksi dini. Riset yang dipimpin Head of Computational Neuroscience Laboratory Monash University, Professor Adeel Razi, menunjukkan, teknologi fMRI mampu memantau perubahan pada jaringan otak default mode network (DMN) dan memprediksi risiko demensia hingga sembilan tahun lebih awal dengan akurasi 80 persen.

Sementara itu, biostatistician di National Centre for Healthy Ageing, Dr. Taya Collyer, tengah mengembangkan metode kecerdasan buatan berbasis Natural Language Processing (NLP) untuk menghitung jumlah kasus demensia secara lebih akurat.

Ini menjadi langkah penting untuk membantu pemerintah merencanakan layanan kesehatan dan dukungan di masa depan.

Read Entire Article