
DUNIA usaha menegaskan komitmennya menjaga optimisme perekonomian nasional di tengah tantangan global dan isu keamanan dalam negeri. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menekankan pentingnya menjaga stabilitas sekaligus mendorong kolaborasi lintas sektor.
Hal ini disampaikan dalam Luncheon Meeting bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto yang digelar di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Kamis (4/9).
“Kami sadar harus berpikir positif untuk membangkitkan perekonomian, jauh dari bayang-bayang ketakutan,” ujar Anin, sapaan akrabnya dalam keterangan pers, Jumat (5/9).
Menurutnya, stabilitas nilai tukar rupiah dan pasar modal yang tetap terjaga saat ini menjadi simbol penting bagi dunia bahwa distribusi dan pergerakan ekonomi di daerah berjalan dengan baik. Untuk itu, Anin langsung berkoordinasi dengan para ketua Kadin di 38 provinsi guna memastikan situasi kondusif.
“Secara umum, Kadin provinsi fokus melaksanakan aksi damai agar suasana tetap tenang,” imbuhnya.
Anin menegaskan, konsep Indonesia Incorporated atau gotong royong ekonomi harus bersifat inklusif, melibatkan pengusaha besar, menengah, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), hingga koperasi. Karena itu, Kadin mendorong pemerintah lebih aktif berdialog dengan dunia usaha di semua tingkatan, termasuk asosiasi, guna mempercepat deregulasi.
Anin mengingatkan perlu ada tindak lanjut nyata dan serius dari pembentukan Satuan Tugas (satgas) Pemutusan Hubungan Kerja dan Satgas Deregulasi.
"Sekitar tiga bulan lalu sudah dibentuk satgas tenaga kerja dan satgas deregulasi. Keduanya mesti ditindaklanjuti,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan pentingnya keterlibatan pengusaha besar dalam menyerap tenaga kerja, salah satunya melalui program magang.
“Diusulkan agar para pengusaha besar membuka kesempatan magang bagi lulusan perguruan tinggi yang segera memasuki dunia kerja. Dengan demikian, sebagian angkatan kerja baru dapat terserap,” katanya.
Ia juga menyoroti potensi sektor pariwisata seiring pembukaan kembali sejumlah bandara internasional. Di sisi lain, akselerasi digitalisasi dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) diyakini akan menciptakan banyak lapangan kerja baru.
“Untuk data labeling saja, kebutuhan tenaga kerja bisa mencapai 10.000 orang. Ini salah satu contoh nyata besarnya peluang di sektor digital,” pungkas Airlangga. (H-3)