Liputan6.com, Jakarta Dua pekan jelang malam penganugerahan Ballon d'Or 2025, perhatian dunia sepak bola tak bisa lepas dari sosok Lamine Yamal. Bocah ajaib Barcelona ini terus menunjukkan mengapa namanya masuk dalam daftar kandidat penerima trofi bergengsi tersebut.
Di usianya yang baru 18 tahun, Lamine Yamal dipandang sebagai pesaing utama untuk meraih penghargaan, bersaing ketat dengan bintang PSG, Ousmane Dembele. Meski pemungutan suara sudah ditutup, tanggal 22 September nanti akan menjadi momen bersejarah ketika ia mengetahui apakah akan menjadi pemain termuda sepanjang sejarah yang meraih Ballon d'Or.
Namun, terlepas dari hasil yang akan diumumkan di Paris, performa Lamine di awal musim 2025/26 sudah cukup membuktikan bahwa dirinya telah menegaskan status sebagai salah satu talenta terbaik di dunia sepak bola saat ini.
Yamal dan Awal Musim yang Membara
Setelah musim 2024/25 yang luar biasa - membantu Barcelona meraih treble domestik dan mengangkat trofi UEFA Nations League bersama timnas Spanyol - Lamine Yamal kembali memulai musim baru dengan performa yang luar biasa panas.
Dalam lima pertandingan yang ia mainkan untuk klub dan Timnas Spanyol, Lamine selalu berkontribusi lewat gol atau assist. Catatan ini menjadi bukti bahwa konsistensinya terus terjaga, meski usianya masih belia.
Untuk Barcelona, ia mencatat dua gol dan dua assist dalam tiga laga. Sementara itu, bersama timnas Spanyol, ia menambah tiga assist dari dua pertandingan. Totalnya, Lamine sudah mengoleksi dua gol dan lima assist hanya dari lima laga pertama musim ini.
Statistik yang Menegaskan
Jika ditarik sedikit ke belakang, dalam 11 penampilan terakhirnya bersama klub dan negara, Lamine telah mencetak lima gol dan enam assist. Angka tersebut menegaskan bahwa produktivitasnya bukan sekadar kebetulan, melainkan tren yang berkelanjutan.
Meski kontribusi terbarunya tidak lagi berpengaruh pada penilaian Ballon d'Or, performa tersebut menjadi cermin betapa ia sedang berada pada periode terbaik dalam karier mudanya. Tak mengherankan jika namanya begitu kencang dibicarakan menjelang malam penghargaan.
Lebih dari itu, sejak awal musim 2024/25, Lamine sudah tercatat sebagai pemain dengan raihan penghargaan Man of the Match terbanyak di lima liga top Eropa. Prestasi tersebut semakin menegaskan bahwa ia bukan sekadar talenta mentah, melainkan sudah menjelma menjadi pemain kunci di level tertinggi.
Tak Tertandingi di Usia Belia
Fenomena Lamine Yamal membuat banyak pengamat menganggapnya wajah baru sepak bola modern. Dengan gaya bermain berani, visi tajam, serta efektivitas tinggi, ia dianggap sebagai simbol generasi baru lulusan La Masia yang siap mengukir sejarah.
Bagi Barcelona, keberadaan Lamine adalah berkah besar. Ia tidak hanya memberi dampak langsung lewat gol dan assist, tapi juga menjadi magnet perhatian yang membuat publik kembali mengarahkan mata ke Camp Nou.
Jika melihat bagaimana ia membuka musim 2025/26, rasanya sulit membayangkan Lamine akan melambat dalam waktu dekat. Performa membara ini justru bisa menjadi modal besar yang semakin memperkuat peluangnya untuk benar-benar menjadi ikon sepak bola dunia.
Sumber: Barca Universal