Ingin Program Hamil Berhasil? Pastikan Mental dan Fisik Sudah Siap Dulu!

Liputan6.com, Jakarta - Banyak pasangan muda ingin segera memiliki momongan setelah menikah. Namun, keberhasilan program hamil atau promil tidak hanya ditentukan oleh seberapa cepat seseorang berusaha, melainkan juga oleh kesiapan mental, fisik, dan spiritual dari calon ibu maupun pasangannya.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG, MARS, MM menegaskan bahwa promil seharusnya tidak dilakukan secara terburu-buru. Kesiapan secara menyeluruh sangat penting agar kehamilan berjalan dengan aman dan nyaman.

"Sekarang kita tidak bisa (bilang) ayo buru-buru hamil. Emang kita mau biayain kehamilannya, pernikahannya? Jadi, kesiapan mental itu perlu," ujar Yeni di sela-sela peluncuran buku The Beauty Being an Entrepreneur pada Rabu, 12 November 2025.

Menurutnya, sebelum menjalani program hamil, setiap perempuan perlu mempersiapkan diri dengan matang, bukan hanya dari segi kesehatan, tapi juga dari sisi emosional dan spiritual. Sebab, kehamilan adalah proses panjang yang memiliki banyak risiko dan membutuhkan ketahanan mental tinggi.

Lebih lanjut, Yeni menjelaskan bahwa kehamilan membawa sejumlah risiko yang perlu disadari sejak awal. Mulai dari keguguran, bayi dengan berat badan rendah, hingga komplikasi kesehatan seperti diabetes, hipertensi, pre-eklampsia, dan anemia.

"Yang paling penting kita siap untuk hamil dengan segala risikonya," ujarnya.

"Risiko mulai dari keguguran, risiko bayinya kecil, mungkin bayinya tidak sehat, atau justru kita sendiri mengalami penyakit selama kehamilan seperti diabetes, hipertensi, preeklampsia, atau anemia," tambahnya.

Selain itu, risiko perdarahan saat persalinan juga menjadi hal yang tak bisa diabaikan. Oleh sebab itu, calon ibu disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum dan selama kehamilan agar potensi risiko bisa terdeteksi sejak dini.

Sayangnya, masih banyak masyarakat yang menganggap konsultasi ke dokter spesialis kandungan hanya membuang waktu dan biaya. Padahal, menurut Yeni, langkah tersebut justru menjadi bagian penting dari upaya menjaga keselamatan ibu dan janin.

"Kalau misalnya berkomplikasi, ada saran untuk dirujuk ke dokter tentu tujuannya untuk menyelamatkan ibu," katanya.

"Banyak yang curiga, kenapa harus ke sana? Kenapa harus buang-buang uang dengan dokter yang lebih mahal? Padahal sebenarnya itu hal yang sangat penting," tambahnya.

Dia, menambahkan, pemeriksaan ke dokter spesialis tidak harus dilakukan setiap bulan, cukup satu hingga dua kali selama kehamilan bila kondisi ibu sehat dan fasilitas medis di daerahnya tersedia.

Tujuannya untuk memastikan kondisi ibu dan janin benar-benar aman. "Konsul itu penting. Pergilah ke dokter untuk memastikan kalau memang di daerahnya ada. Hanya untuk make sure," tambahnya.