REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dikabarkan akan membangun ulang gedung Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, yang roboh pada 29 September 2025 lalu dan menyebabkan puluhan santri meninggal dunia. Menanggapi ide tersebut, Kementerian Keuangan mengatakan tidak masalah karena orientasinya untuk kebaikan para santri yang terdampak.
“Sebetulnya di program 2025 sudah ada program revitalisasi untuk pesantren, ada alokasi untuk pembangunan atau renovasi pesantren di tahun ini. Nah, kalau ada kejadian itu, kan kita tinggal lihat, kalau diperintah biasanya ‘oke’ untuk dibangun kembali,” kata Direktur Anggaran Bidang Perekonomidan dan Kemaritiman Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Tri Budhianto kepada Republika usai agenda Media Gathering APBN 2026 di Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025).
Saat disinggung mengenai adanya dugaan indikasi kelalaian dalam kasus robohnya Pondok Pesantren Al-Khoziny, Tri mengatakan pihaknya tidak berfokus pada persoalan hukum yang ada di baliknya. Ia mengaku Kemenkeu lebih fokus pada tujuan kemanusiaan dalam konteks kasus tersebut.
“Gini ya, kadang-kadang kita perlu melihatnya tidak hanya dari sisi kelalaian atau tidak, tetapi ini untuk siapa. Kalau memang untuk para santrinya ya kenapa tidak, itu kita harus mulai memisahkan. Kan kalau seperti itu kasihan, yang berbuat satu orang yang kena imbasnya banyak banget. Jadi kalau diputuskan nanti harus dibangunkan atau tidak, ada bantuan untuk pembangunan ya kenapa tidak?” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Riko Amir mengatakan, pihaknya saat ini masih menunggu Kementerian PU untuk mengomunikasikan hal itu.
“Itu nanti kita tunggu dari kementerian yang mengampunya seperti apa,” tutur Riko.
Diketahui sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berencana membangun ulang Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, yang sebagian bangunannya ambruk dan menewaskan 63 orang. Menteri PU Dody Hanggodo menjelaskan, langkah yang akan dilakukan bukan sekadar revitalisasi, tetapi pembangunan kembali seluruh gedung pesantren dari awal.
“Perkiraan saya, waktu ke lokasi kemarin, bangunan yang warna hijau itu justru lebih murah kalau dirobohkan dan dibangun baru dari nol, daripada kita tambal sulam,” ujar Dody di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Selasa (7/10/2025).