Khasiat Daun Kelor, Tumbuhan Ajaib yang Lebih dari Sekadar Obat Tradisional

Liputan6.com, Jakarta Daun kelor atau dikenal juga dengan nama Moringa oleifera kerap dijuluki sebagai miracle tree atau pohon ajaib. Julukan ini bukan tanpa alasan, karena hampir seluruh bagian dari tanaman ini bisa dimanfaatkan, mulai dari daun, biji, hingga akarnya. Di berbagai negara Asia dan Afrika, kelor sudah lama digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional, baik untuk meningkatkan energi, memperkuat daya tahan tubuh, hingga mempercepat penyembuhan luka.

Belakangan, popularitas daun kelor semakin meningkat berkat berbagai studi ilmiah yang mulai mengungkap manfaatnya secara medis. Namun, tak sedikit juga klaim yang belum terbukti sepenuhnya.Berikut khasiat daun kelor berdasarkan bukti ilmiah terkini, serta membahas cara konsumsi yang aman dan potensi efek sampingnya agar kamu bisa mendapatkan manfaat maksimal tanpa risiko.

Salah satu alasan daun kelor dianggap luar biasa adalah karena kandungan nutrisinya yang sangat kaya. Mengutip dari laman verywellhealth.com, daun kelor mengandung vitamin A, C, dan E yang berperan penting sebagai antioksidan alami dalam tubuh. Selain itu, ia juga kaya mineral seperti kalsium, kalium, dan zat besi, nutrisi penting yang membantu menjaga fungsi tubuh tetap optimal.

Daun kelor juga merupakan sumber protein nabati yang baik, menjadikannya pilihan menarik bagi mereka yang menjalani pola makan berbasis tumbuhan. Bahkan, dalam bentuk segar, kandungan vitamin dan mineralnya bisa bersaing dengan sayuran hijau lain seperti bayam dan brokoli. Sayangnya, kandungan ini bisa sedikit menurun saat dikeringkan menjadi bubuk atau dikemas dalam bentuk kapsul.

Meski begitu, bubuk kelor tetap mengandung sejumlah senyawa aktif yang menarik perhatian para peneliti, seperti quercetin (antioksidan kuat), isothiocyanate (anti-inflamasi), dan niazimicin yang disebut-sebut punya potensi melawan sel kanker. Senyawa-senyawa inilah yang diyakini mendukung berbagai khasiat daun kelor dalam pengobatan alami.

Penelitian yang dilakukan oleh Sreelatha & Padma (2011) di India menunjukkan bahwa konsumsi bubuk daun kelor pada manusia dapat menurunkan tekanan darah, baik sistolik maupun diastolik. Studi ini menekankan bahwa daun kelor memiliki efek positif pada pengaturan tekanan darah, terutama bagi individu dengan hipertensi ringan atau prehipertensi.

Mekanisme utama dari efek ini terkait dengan kandungan quercetin dalam daun kelor. Quercetin berperan sebagai vasodilator alami, meningkatkan relaksasi pembuluh darah dan membantu menurunkan tekanan darah secara bertahap.

- Menstabilkan Gula Darah

Mengutip dari laman Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, penelitian menunjukkan jika konsumsi daun kelor dapat membantu menurunkan gula darah, baik melalui bubuk maupun daun segar, dengan hasil uji coba mampu menurunkan kadar gula puasa hingga 13,5% dan mengurangi kenaikan gula darah sebesar 21%, sehingga layak dijadikan alternatif alami untuk menjaga kesehatan.   

- Melawan Peradangan

Ekstrak biji dan daun kelor terbukti mampu mengurangi peradangan pada hewan percobaan yang mengalami arthritis. Efek anti-inflamasi ini terutama disebabkan oleh kandungan isothiocyanate yang aktif dalam menghambat respons inflamasi di tubuh.

- Meningkatkan Kolesterol Baik (HDL)

Konsumsi rutin ekstrak kelor dalam jangka waktu tertentu dapat membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, sekaligus meningkatkan kadar HDL. Studi pada manusia menunjukkan efek ini berkontribusi pada perlindungan jantung.

- Menjaga Kesehatan Hati

Senyawa aktif dalam biji kelor terbukti mampu mengurangi penumpukan lemak di hati pada tikus yang diberi diet tinggi lemak. Hasilnya, hati menjadi lebih sehat dan terhindar dari risiko fatty liver, meski manfaat ini masih perlu diuji lebih lanjut pada manusia.

- Membantu Penyembuhan Luka

Minyak dari biji kelor terbukti mempercepat penyembuhan luka pada hewan dengan meningkatkan produksi kolagen. Efek ini juga bisa dimanfaatkan dalam perawatan kulit secara topikal.

- Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

Daun kelor mengandung senyawa yang membantu mengurangi asam lambung, memperbaiki flora usus, dan mencegah tukak lambung. Sifat anti-inflamasinya juga melindungi usus dari kerusakan akibat radikal bebas.

Khasiat Potensial (Masih Perlu Studi Lanjut pada Manusia)

- Melawan Kanker

Mengutip dari Medical News Today, kelor mengandung niazimicin, senyawa yang diyakini bisa menghambat pertumbuhan sel kanker dalam studi laboratorium. Efek antitumor ini terlihat pada jenis kanker seperti payudara, kolorektal, dan paru, tapi hingga saat ini masih terbatas pada uji coba hewan dan sel.

- Meningkatkan Fungsi Otak dan Saraf

Sifat antioksidan dari kelor diduga mampu melindungi sel saraf dari kerusakan, terutama pada kondisi seperti Alzheimer, sklerosis multipel, dan neuropati diabetik. Beberapa studi juga menunjukkan potensi sebagai antidepresan alami, meski belum ada bukti klinis pada manusia.

- Membantu Produksi ASI

Daun kelor secara tradisional digunakan sebagai pelancar ASI. Beberapa studi kecil menunjukkan adanya peningkatan volume ASI setelah konsumsi rutin, tetapi hasilnya masih bervariasi dan belum cukup kuat untuk direkomendasikan secara medis.

- Mengatasi Anemia

Ekstrak daun kelor mengandung zat besi tinggi dan dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada wanita dengan anemia defisiensi besi. Studi kecil menunjukkan hasil positif dalam waktu tiga minggu, tapi masih perlu konfirmasi melalui uji klinis berskala besar.

- Mendukung Program Penurunan Berat Badan

Suplemen yang mengandung ekstrak daun kelor menunjukkan penurunan berat badan dan indeks massa tubuh pada peserta dengan kelebihan berat badan. Kemungkinan besar karena kombinasi efek penekan nafsu makan, penurunan kolesterol, dan peningkatan metabolisme.

Daun kelor dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk, mulai dari daun segar, bubuk, kapsul, hingga teh. Versi bubuk paling umum karena praktis, bisa dicampur dalam smoothies atau ditaburkan ke makanan. Untuk hasil optimal, konsumsilah 6–10 gram per hari, sesuai anjuran pada kemasan atau rekomendasi tenaga kesehatan.

Penting untuk memilih produk kelor dari produsen terpercaya yang mencantumkan sertifikasi uji laboratorium seperti USP atau NSF. Produk yang tidak mencantumkan kandungan lengkap bisa berisiko mengandung bahan tambahan berbahaya atau dosis yang tidak sesuai.

Meski alami, kelor tetap bisa berinteraksi dengan obat-obatan, terutama obat diabetes, hipertensi, dan tiroid. Oleh karena itu, jika kamu sedang mengonsumsi obat medis, disarankan berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum rutin mengonsumsi suplemen kelor.

Secara umum, konsumsi daun kelor dianggap aman dalam jangka pendek. Namun, konsumsi dalam jumlah besar (lebih dari 70 gram per hari) dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual atau diare. Beberapa pengguna juga melaporkan rasa pahit yang kuat saat dikonsumsi dalam bentuk mentah.

Bagian tanaman seperti akar dan kulit batang mengandung senyawa toksik yang bisa menyebabkan kontraksi rahim. Karena itu, ibu hamil dilarang mengonsumsi bagian ini, terutama pada trimester awal kehamilan. Moringa juga sebaiknya dihindari oleh anak-anak tanpa pengawasan medis.

Interaksi kelor dengan obat medis juga patut diwaspadai. Misalnya, moringa bisa menurunkan penyerapan obat tiroid (levothyroxine), serta meningkatkan efek obat diabetes sehingga berisiko menyebabkan hipoglikemia. Selalu konsultasikan dengan tenaga medis sebelum memulai konsumsi rutin.