Tokyo (ANTARA) - Kementerian Pertahanan Taiwan, Kamis (9/10) menyatakan pihaknya tengah melatih pasukan untuk menembak jatuh pesawat tak berawak (drone) yang mengancam atau mengganggu prajurit mereka, di tengah meningkatnya pelanggaran wilayah udara Taiwan oleh drone dari daratan China.
Dalam laporan pertahanan dua tahunan, kementerian menyebut bahwa Beijing kerap menggunakan taktik gangguan “zona abu-abu” yang tidak sampai memicu konflik militer terbuka, namun secara bertahap meningkatkan ancaman melalui serangan drone terhadap Taiwan dan pulau-pulau terluarnya yang berdekatan dengan daratan utama.
Laporan tersebut menyatakan, para prajurit sedang berlatih menggunakan berbagai metode, seperti pengacauan sinyal elektronik dan tembakan langsung, untuk menurunkan drone musuh.
Selama dua tahun terakhir, militer China memusatkan latihan pada simulasi blokade terhadap Taiwan, yang diklaim sebagai bagian dari wilayahnya.
Laporan itu juga menambahkan bahwa kapal penjaga pantai China telah dikerahkan untuk melakukan operasi simulasi.
Ketegangan di Selat Taiwan semakin meningkat sejak Presiden Taiwan Lai Ching-te, yang dianggap Beijing sebagai separatis, mulai menjabat pada Mei tahun lalu.
China yang dipimpin Partai Komunis dan Taiwan yang menganut sistem demokratis telah memiliki pemerintahan terpisah sejak perpecahan pada 1949 setelah perang saudara.
Sumber: Kyodo-OANA
Baca juga: China nyatakan bersedia buka ruang reunifikasi damai dengan Taiwan
Baca juga: China komentari hasil pemilu "recall" di Taiwan
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.