Liputan6.com, Jakarta Xabi Alonso akhirnya menjalani debut resminya memimpin Real Madrid sebagai pelatih. Pertandingan perdananya berakhir dengan kemenangan tipis 1-0 atas Osasuna berkat gol penalti yang dieksekusi Kylian Mbappe.
Meskipun berhasil meraih tiga poin, penampilan Madrid belum mencapai level yang memuaskan. Alonso menggunakan pendekatan yang berbeda dari strategi sukses yang diterapkannya di Bayer Leverkusen, berusaha menyesuaikan diri dengan karakteristik skuad yang tersedia.
Mulai dari pilihan formasi hingga rotasi pemain, terdapat sejumlah aspek menarik yang dapat diamati dari laga tersebut. Debut Alonso tidak hanya berbicara mengenai hasil akhir, melainkan juga memberikan gambaran visi baru yang hendak dibangun di Santiago Bernabeu.
Formasi Baru dan Perubahan Identitas
Alonso langsung mengambil keputusan berani dengan meninggalkan formasi tiga bek yang selama ini menjadi ciri khasnya. Sebaliknya, dia menurunkan Madrid dengan susunan 4-3-3 yang dinilai lebih cocok dengan karakter pemain yang dimiliki saat ini.
Langkah ini mendemonstrasikan fleksibilitas sang pelatih. Dia tidak memaksakan gaya bermain lama dari Leverkusen, melainkan berupaya menyesuaikan dengan kualitas serta kebutuhan para pemain di Madrid.
Namun demikian, hasil yang ditampilkan belum berjalan dengan sempurna. Madrid memang lebih unggul dalam penguasaan bola, tetapi mengalami kesulitan menembus barisan pertahanan rapat Osasuna sehingga serangan yang dibangun terkesan kurang menajam.
Kombinasi Pertahanan Baru dan Peran Vital Valverde
Di sektor belakang, Alonso tampaknya telah menemukan kombinasi yang akan menjadi pilihan utamanya. Barisan pertahanan terdiri dari Alvaro Carreras di sisi kiri, Trent Alexander-Arnold di kanan, serta pasangan Eder Militao dan Dean Huijsen sebagai bek tengah.
Kehadiran Trent memberikan dimensi fresh dalam membangun serangan dari lini belakang, sementara Militao dan Huijsen menampilkan kedisiplinan dalam menjaga wilayah kotak penalti. Carreras juga membuktikan kemampuannya untuk tampil di level kompetisi tertinggi.
Di lini tengah, Alonso tetap mengandalkan Federico Valverde sebagai mesin utama. Gelandang serbaguna tersebut berperan menjaga tempo permainan dan menjadi jembatan antara sektor belakang dengan depan, sekaligus memperlihatkan versatilitasnya dalam berbagai fungsi.
Mbappe Tetap Andalan, Brahim Diaz Jadi Surprise
Di lini serang, Kylian Mbappe kembali membuktikan statusnya sebagai pemain kunci Madrid. Gol penalti yang berhasil dikonversinya menjadi penentu dalam pertandingan yang berlangsung ketat dan menyelamatkan debut Alonso dari hasil seri.
Alonso juga mengambil keputusan mengejutkan dengan memberikan kepercayaan kepada Brahim Diaz di posisi sayap kanan. Rodrygo yang biasanya menjadi pilihan utama di posisi tersebut justru dimulai dari bangku cadangan dan baru masuk pada babak kedua.
Substitusi yang dilakukan Alonso memberikan dampak yang cukup berarti. Dani Carvajal, Gonzalo Garcia, Dani Ceballos, dan Franco Mastantuono yang masuk ke lapangan menunjukkan kualitas mereka, menegaskan kedalaman skuad Madrid kini lebih baik dibanding musim-musim sebelumnya.
Kemenangan Tipis dan Taktik yang Butuh Penyesuaian
Real Madrid memang sukses meraih kemenangan di laga pembuka, namun skor tipis 1-0 menunjukkan bahwa sistem yang diterapkan Alonso belum berfungsi optimal. Tim masih tampak kaku ketika berhadapan dengan lawan yang menerapkan blok pertahanan rendah.
Alonso sendiri mengakui intensitas permainan timnya masih dapat ditingkatkan. Strategi bertahan ketat Osasuna membuat Madrid tidak mampu tampil "rock & roll" sesuai keinginan, sehingga variasi serangan terasa monoton.
Debut ini pada akhirnya menjadi potret awal perjalanan panjang Alonso di Bernabeu. Hasil positif memang telah diraih, tetapi tantangan sesungguhnya terletak pada bagaimana dia membentuk Madrid yang tajam, dominan, dan konsisten sepanjang musim kompetisi.