Liputan6.com, Jakarta - Amandel, yang juga disebut tonsil, adalah dua kelenjar kecil di bagian belakang tenggorokan dan termasuk dalam jaringan limfatik yang membantu melindungi tubuh dari serangan infeksi. Ketika amandel meradang dan ukurannya membesar akibat infeksi, saluran napas penderita bisa tertutup sebagian.
Jika sudah mencapai tahap tersebut, operasi amandel diperlukan untuk mencegah munculnya gangguan tidur, hambatan pernapasan, serta masalah kesehatan lainnya. Tindakan operasi amandel pada anak dilakukan dengan cara mengangkat jaringan amandel.
Prosedur tonsilektomi pada anak sebaiknya segera dilakukan apabila pembengkakan amandel sudah parah. Salah satu penyebab umum infeksi pada amandel adalah bakteri bernama Streptococcus tipe A.
Dilansir dari Gleneagles pada Senin, 6 Oktober 2025, operasi pengangkatan amandel atau tonsilektomi umumnya disarankan ketika anak mengalami infeksi amandel berulang kali. Prosedur ini dilakukan setelah pengobatan dengan antibiotik tidak lagi mampu mengatasi infeksi yang terjadi.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Operasi Amandel pada Anak
1. Sebelum Operasi
Sebelum operasi amandel dilakukan, anak dianjurkan untuk tidak mengonsumsi obat dan diwajibkan berpuasa terlebih dahulu. Tujuan dari puasa ini adalah agar pemberian anestesi berlangsung aman dan mencegah terjadinya tersedak selama proses tonsilektomi.
2. Selama Operasi
Operasi amandel dimulai dengan pemberian bius total agar anak tidak merasakan sakit. Setelah efek bius bekerja, dokter THT melakukan prosedur pengangkatan amandel yang mengalami pembengkakan menggunakan metode paling aman.
3. Setelah Operasi
Setelah tindakan operasi selesai, anak dirawat di ruang pemulihan dan orang tua perlu mendampinginya sampai terbangun. Saat sadar, beberapa anak dapat merasa tidak nyaman, menangis, atau mengalami mual dan muntah.
Teknik Pembedahan Amandel pada Anak
Prosedur pengangkatan amandel dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada kondisi kesehatan anak dan tingkat keparahan peradangan yang dialami.
Berikut beberapa teknik yang umumnya digunakan oleh dokter spesialis THT dalam melakukan operasi amandel pada anak, antara lain:
1. Coblation (cold ablation)
Dalam metode tonsilektomi ini, dokter memanfaatkan teknologi gelombang radiofrekuensi berdaya rendah. Teknik tersebut membuat operasi terasa lebih nyaman, dengan sedikit pendarahan dan kerusakan jaringan, sehingga masa pemulihan menjadi lebih singkat.
2. Electrocautery
Prosedur operasi amandel pada anak dilakukan dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan dari aliran listrik berfrekuensi tinggi untuk mengangkat jaringan amandel sekaligus menghentikan perdarahan.
Teknik ini membantu proses pembedahan menjadi lebih efisien karena dapat meminimalkan kehilangan darah dan mempercepat waktu operasi.
3. Cold knife (steel) dissection
Pada metode konvensional ini, dokter akan mengangkat amandel anak menggunakan pisau bedah. Setelah itu, perdarahan yang muncul dikendalikan dengan alat elektrokauter atau dijahit agar aliran darah berhenti.
Cara Merawat Anak di Rumah Setelah Menjalani Operasi Amandel
Setelah operasi amandel, pastikan anak mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter sesuai anjuran. Selain itu, penuhi kebutuhan cairan hariannya dengan memberikan air dingin atau es untuk membantu meredakan nyeri dan pembengkakan di tenggorokan.
Selama masa pemulihan, berikan makanan bertekstur lembut seperti bubur, sup, yoghurt, oatmeal, smoothies, atau puding agar anak lebih mudah menelan. Hindari makanan yang panas, pedas, maupun asam karena dapat memperparah rasa sakit di area bekas operasi.
Anak juga perlu menjaga kebersihan mulut dengan menggosok gigi dua kali sehari secara perlahan serta beristirahat cukup agar proses penyembuhan berjalan optimal.
Jika anak muntah, hentikan sementara pemberian makanan, lalu lanjutkan satu jam kemudian dengan memberi air putih terlebih dahulu sebelum makanan bergizi yang lembut.
Penulis: Erlita Zahrah/Reporter