Lassana Diarra vs FIFA: Gugatan Rp1 Triliun Lebih yang Bisa Mengubah Pasar Transfer Selamanya

18 hours ago 5
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Lassana Diarra, mantan gelandang Chelsea, Arsenal, dan Real Madrid, jadi perhatian setelah mengumumkan akan menggugat FIFA. Kasus ini berawal dari perselisihan kontraknya bersama Lokomotiv Moscow pada 2015.

Diarra menuntut kompensasi sebesar €65 juta (sekitar Rp1,16 triliun) atas kerugian karier yang ia alami. Jika berhasil, gugatan ini berpotensi menjadi kasus paling berpengaruh dalam dunia transfer sejak Bosman Ruling pada 1995.

Dengan dukungan FIFPro, Diarra bertekad melawan sistem transfer FIFA yang dianggap ilegal. “Saya telah dipaksa untuk berjuang dalam pertempuran hukum ini sejak Agustus 2014. Itu lebih dari 11 tahun!” ujarnya.

Akar Masalah: Sengketa Kontrak di Rusia

Kasus ini bermula ketika Lokomotiv Moscow mencoba memotong gaji Diarra pada 2015. Sebagai bentuk protes, ia menolak ikut latihan.

Tindakan itu berujung pada gugatan balik dari klub Rusia tersebut. Berdasarkan aturan FIFA, Diarra dinyatakan melanggar kontrak dan diwajibkan membayar kembali setengah dari biaya transfernya yang mencapai €20 juta (sekitar Rp358 miliar).

Diarra menilai keputusan itu tidak adil karena dirinya tidak terlibat dalam kesepakatan biaya transfer antara Lokomotiv dan Anzhi. Lebih parah, ia juga tidak bisa mendapatkan sertifikat transfer internasional, yang berarti kariernya praktis terhenti.

Karier yang Tersendat

Klub Belgia, Charleroi, sempat berminat merekrut Diarra, tapi batal karena khawatir terbebani kewajiban finansial terkait biaya transfer. Hal ini membuat peluang kariernya tertutup di Eropa.

Meski akhirnya bisa bermain untuk Marseille, Al Jazira, dan PSG, Diarra kehilangan sebagian besar masa keemasannya. Gugatan ini menjadi upaya untuk menuntut keadilan atas kerugian yang ia alami.

“Saya melakukan ini untuk diri saya sendiri. Namun, saya juga melakukannya untuk pemain muda yang tidak punya kekuatan finansial maupun mental untuk menantang FIFA di pengadilan,” kata Diarra.

Potensi Perubahan Pasar Transfer

Putusan Pengadilan Uni Eropa (CJEU) sudah lebih dulu memenangkan Diarra. CJEU menilai beberapa aturan transfer FIFA melanggar prinsip kebebasan pekerja dan hukum persaingan Uni Eropa.

“Pengadilan menegaskan bahwa sistem transfer mencegah pemain untuk menggunakan hak mereka mengakhiri kontrak kerja tanpa alasan yang sah meski hak itu secara prinsip diakui dalam regulasi,” klaim FIFPro.

Kasus Diarra juga melahirkan Justice for Players (JfP), sebuah gerakan yang mendorong class action bagi para pemain. Mereka bisa menuntut kompensasi tanpa biaya awal atau risiko identitas terbuka.

Menanti Dampak Besar

Walaupun ada harapan perubahan, penyelesaian gugatan class action JfP diperkirakan baru terjadi di akhir dekade ini. Itu berarti tidak akan ada perubahan cepat dalam waktu dekat.

Namun, semua perhatian kini tertuju pada Diarra, yang gugatannya diperkirakan selesai dalam 18 bulan ke depan. Jika ia berhasil mendapatkan €65 juta, itu bisa menjadi langkah besar dalam merombak sistem transfer sepak bola.

Diarra sendiri tetap yakin dengan perjuangannya. “Kalau saya bisa bertahan melawan mesin besar FIFA, itu karena saya punya karier yang baik,” ucapnya dengan tegas.

Sumber: MSN

Read Entire Article