INFO NASIONAL - Neneng berhasil mengembangkan usaha pastry hingga meraup omzet sekitar Rp 30 juta per bulan. Ia merupakan mustahik Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sekaligus penerima manfaat program Baznas Microfinance Desa.
Usaha pastry yang diberi nama Dapoer Keitha mulai dirintis pada 2024. Saat itu, Neneng ikut serta dalam program Iftar Ramadan Baznas. Dari situlah jalan usahanya terbuka.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Saat itu saya bingung, ingin usaha tapi tidak punya modal, sementara saya harus bertahan hidup bersama tiga anak yang masih sekolah. Alhamdulillah, Allah mempertemukan saya dengan Baznas. Dari modal yang diberikan Baznas, usaha ini perlahan terus berkembang,” kata Neneng.
Kini, Dapoer Keitha mampu memproduksi 100–150 pastry per hari dengan omzet Rp750 ribu hingga Rp1 juta. Produknya beragam, mulai dari cromboloni, croffle, croissant, brownies, hingga soft cake dengan aneka topping.
“Dulu saya hanya memiliki etalase kotak kecil dan satu oven. Alhamdulillah, berkat bantuan Baznas, saya bisa membeli beberapa peralatan untuk membuat pastry, sehingga produksi meningkat dan pendapatan pun lebih besar,” ucapnya.
Selain produksi harian, Neneng juga mengoptimalkan pemasaran melalui media sosial dengan beragam promo untuk menjangkau konsumen lebih luas. Ia berharap usahanya dapat terus berkembang dan membuka cabang di berbagai wilayah.
“Ada satu mimpi besar yang ingin saya capai, yaitu memiliki mini kafe. Dari mini kafe itu insya Allah bisa berkembang menjadi kafe yang lebih besar, tempat di mana orang bisa menikmati pastry buatan Dapoer Keitha dengan minuman dan makanan lainnya,” tutur Neneng.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para muzaki yang telah menyalurkan zakatnya melalui Baznas. “Berkat bantuan Baznas, usaha pastry saya semakin berkembang. Semoga Baznas bisa terus memberi manfaat, mendampingi, dan membantu masyarakat yang membutuhkan,” ucapnya.
Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, M.A., turut mengapresiasi capaian Neneng. Menurutnya, keberhasilan mustahik binaan membuktikan zakat dapat mengubah penerima menjadi lebih mandiri.
"Di bulan Kemerdekaan Republik Indonesia ini, bagi Baznas, kemerdekaan sejati mustahik adalah salah satu tujuan kami. Mereka bisa bangkit dari keterbatasan, berdiri di atas kakinya sendiri, mampu menghidupi keluarganya dengan layak, bahkan mampu memberi manfaat kepada orang lain. Inilah makna mustahik merdeka yang terus kami dorong melalui berbagai program pemberdayaan, salah satunya Baznas Microfinance Desa,” kata Saidah dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa, 19 Agustus 2025.
Ia menambahkan, zakat yang dikelola dengan baik mampu melahirkan kemandirian baru. "Inilah wujud zakat yang mensejahterakan. Dari zakat yang ditunaikan muzaki, lahirlah kemandirian baru bagi mustahik. Mereka merdeka, bukan hanya secara ekonomi, tetapi juga secara martabat," jelasnya.
Saidah menegaskan, Baznas akan terus memperluas cakupan program BMD agar semakin banyak masyarakat merasakan manfaat. Ia berharap, keberhasilan Neneng dapat menjadi inspirasi bagi mustahik lain untuk meraih kemandirian dan melahirkan ruang kemerdekaan. (*)