
UNTUK menghindari terjadinya keracunan pada anak anak yang mendapat makanan bergizi, Pemkab Purwakarta, Jawa Barat, menempatkan tim ahli gizi dan tim kesehatan di SPPG di seluruh wilayah Kabupaten Purwakarta. Di Purwakarta ada 108 titik SPPG, 40 SPPG sudah beroperasi.
Pemerintah Kabupaten Purwakarta terus berupaya meningkatkan standar mutu termasuk melalui uji laboratorium dan uji mutu air yang hasilnya akan diumumkan secara transparan kepada publik dalam pemenuhan kebutuhan pada program Makan Bergizi.
"Pelaksanaan program MBG harus optimal karena program MBG ini adalah program yang sangat luar biasa, oleh karena itu, pelaksanaannya harus dilakukan secara luar biasa pula. Aspek teknis harus dijaga dengan seksama,” kata Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, Selasa (7/10)
Bupati juga menegaskan bahwa SOP harus dipatuhi untuk memastikan kelancaran program. Semua pihak terkait, mulai dari Dinas Kesehatan, kecamatan, hingga tingkat desa, telah dilibatkan untuk keberlangsungan program ini.
Terkait proses pemasakan, Bupati menjelaskan bahwa waktu pemasakan akan diatur oleh ahli gizi untuk memastikan makanan tetap segar dan bergizi saat dikonsumsi. “Tidak boleh ada lagi yang memasak terlalu sore. Waktu antara memasak, mengantar, dan memakan harus sedekat mungkin,” tegasnya.
Di Kabupaten Purwakarta Saat ini, telah ada 108 titik SPPG yang sesuai dengan jumlah penerima manfaat. Dari jumlah tersebut, 40 SPPG telah beroperasi, dan jumlahnya akan terus bertambah.
Saepul menambahkan bahwa SPPG yang ada di Kabupaten Purwakarta telah memenuhi standar higienis. Pemerintah Kabupaten Purwakarta akan terus berupaya meningkatkan standar tersebut, termasuk melalui uji laboratorium.
“Kami telah melibatkan ahli kesehatan profesional yang aktif di setiap SPPG. Sebanyak 600 penjamah pangan telah dilatih selama dua hari, dan kami juga telah berkoordinasi dengan ahli gizi serta ketua SPPG untuk meminimalisir risiko,” pungkas Saepul. (E-2)