Jakarta (ANTARA) - Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Cape Town, Afrika Selatan, Tudiono, mengenang perjuangan para pahlawan kemerdekaan dalam perayaan HUT ke-80 RI di KJRI Cape Town, Minggu (17/8).
"Kemerdekaan yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 merupakan jembatan emas menuju cita-cita nasional: terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera," kata Tudiono di acara itu, dalam sebuah keterangan yang diperoleh pada Selasa (19/8).
Dalam acara peringatan tersebut Konjen Tudiono menegaskan kembali bahwa kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia adalah hasil perjuangan panjang para pahlawan.
Tudiono juga mengingatkan tentang jejak para pejuang Nusantara yang diasingkan ke Afrika Selatan karena melawan penjajah, di antaranya Syekh Yusuf Al-Makassari (1694) dan Tuan Guru dari Tidore (1780).
Kehadiran mereka di Cape Town tidak hanya melanjutkan perjuangan, tetapi juga menginspirasi masyarakat Afrika Selatan dalam menentang kolonialisme.
Atas jasa dan pengaruhnya, Syekh Yusuf bahkan telah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Afrika Selatan pada 2005 oleh Presiden Oliver Reginald Tambo.
Dalam kesempatan tersebut, Tudiono mengajak warga negara Indonesia di Afrika Selatan untuk tetap menjaga persatuan, kerukunan dan kekompakan.
"Sebagai warga bangsa, mari kita jaga persatuan, kerukunan, dan kekompakan. Walaupun tapak kaki kita jauh dari tanah air, hati kita tetap untuk Indonesia, demikian katanya.
Upacara pengibaran bendera dalam perayaan HUT RI di Cape Town dihadiri masyarakat Indonesia di Afsel, termasuk puluhan anak buah kapal (ABK) WNI yang tengah bersandar di kota itu.
Setelah upacara bendera, kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng sebagai wujud rasa syukur, serta beragam perlombaan dan pertandingan yang diikuti dengan antusias oleh masyarakat dari berbagai usia.
Perlombaan dan pertandingan yang diadakan selama perayaan tersebut antara lain lomba untuk orang dewasa seperti masak nasi goreng, tarik tambang, rebutan kursi, dan lomba jalan kelereng, serta lomba untuk anak-anak seperti baca puisi, menggambar, mewarnai, serta makan kerupuk yang diselingi joget.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.