Liputan6.com, Jakarta Gengsi sering kali dianggap sebagai bentuk menjaga harga diri atau mempertahankan wibawa. Namun, dalam hubungan, sifat ini justru bisa menjadi penghalang terbesar untuk kedekatan dan keintiman.
Menurut para ahli hubungan, rasa gengsi yang berlebihan bukan hanya soal ego, tetapi juga cermin dari ketakutan untuk terlihat lemah atau salah di depan orang yang dicintai. Padahal, keintiman dan hubungan yang sehat justru tumbuh dari rasa saling terbuka dan menerima kekurangan satu sama lain.
“Rasa gengsi sebenarnya bisa muncul dari rasa tidak aman terhadap diri sendiri. Ketika seseorang merasa kurang berharga, mereka cenderung menutupi kelemahannya dengan sikap seolah-olah mereka sempurna,” jelas konselor profesional dan profesor psikologi di Houston, Lea McMahon.
Dilansir dari Psych Central, kebiasaan menahan diri untuk minta maaf, merasa paling benar, atau enggan menunjukkan sisi rentan ternyata bisa perlahan-lahan merusak koneksi emosional dengan pasangan.
Tanda Gengsi Sudah Menguasai Hubungan
Gengsi mulai menjadi masalah ketika seseorang terlalu sibuk mempertahankan harga diri daripada menjaga hubungan. McMahon menjelaskan, hal ini biasanya ditandai dengan:
- sulit berkompromi atau selalu ingin menang sendiri,
- mudah tersinggung terhadap pendapat pasangan,
- enggan meminta maaf meski tahu dirinya salah,
- merasa lebih baik atau lebih tahu dari pasangan,
- dan menolak melakukan hal-hal kecil yang dianggap merendahkan diri.
Menurut terapis hubungan, Greg Cheney dari North Carolina, gengsi sering kali membuat seseorang kehilangan empati. “Ketika kita terlalu sibuk mempertahankan posisi atau citra diri, kita lupa untuk benar-benar mendengarkan dan memahami pasangan,” jelasnya.
Akar dari Rasa Gengsi
Menurut McMahon, akar gengsi justru sering berasal dari harga diri yang rendah.
“Saat seseorang merasa tidak aman dengan kekurangan dirinya, mereka berusaha menutupinya dengan kesan sempurna dan tidak bisa salah,” katanya.
Selain itu, faktor seperti rasa takut terlihat rentan, didikan masa kecil yang terlalu menekankan pujian, dan kurangnya kemampuan menerima kesalahan juga berperan besar.
McMahon menambahkan, “Gengsi sering kali berfungsi sebagai tameng untuk melindungi diri dari rasa malu atau takut ditolak.” Sayangnya, pertahanan ini justru menciptakan jarak dengan orang yang paling kita sayangi.
Bagaimana Gengsi Mengikis Keintiman
Keintiman dalam hubungan dibangun atas dasar kepercayaan, komunikasi, dan rasa aman secara emosional. Namun, ketika gengsi mendominasi, semua hal itu perlahan memudar.
Psikoterapis Hala Abdul menjelaskan, “Keintiman adalah tentang kerentanan dan keterbukaan. Sementara gengsi bekerja dengan cara sebaliknya, dia menolak untuk membuka diri dan memilih untuk bertahan di balik tembok pertahanan.”
Dalam praktiknya, gengsi bisa muncul dalam berbagai bentuk, diantaranya:
- menolak mengakui kesalahan,
- merasa lebih unggul dari pasangan,
- hingga malas berdiskusi karena merasa sudah paling tahu.
Lama-kelamaan, sikap ini menciptakan jarak emosional dan menurunkan keinginan pasangan untuk dekat, baik secara fisik maupun emosional.