Hamilton, Kanada (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Rabu (3/9), mengecam serangan Israel di dekat kontingen pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
Juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam konferensi pers mengatakan bahwa Sekjen PBB itu menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas insiden yang terjadi pada 2 September 2025 di mana drone atau pesawat tanpa awak pasukan Israel menjatuhkan granat di sekitar pasukan penjaga perdamaian UNIFIL.
Dia juga mengatakan pasukan penjaga perdamaian UNIFIL tersebut sedang melaksanakan tugas yang diamanatkan untuk mendukung implementasi resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Dengan menyebut tindakan Israel itu sebagai "salah satu serangan paling serius terhadap UNIFIL," Dujarric juga mengatakan bahwa "satu granat mengenai sasaran dalam jarak 20 meter dan tiga granat dalam jarak sekitar 100 meter dari personel dan kendaraan PBB.
Drone-drone tersebut terpantau kembali ke selatan Garis Biru, atau di sisi Israel. "Syukurlah, tidak ada (personil pasukan PBB) yang terluka," tambahnya.
Baca juga: DK PBB sepakati UNIFIL akhiri tugasnya di Lebanon pada akhir 2026
Dujarric mengatakan bahwa Guterres “menekankan bahwa tindakan apa pun yang membahayakan nyawa pasukan penjaga perdamaian sama sekali tidak dapat diterima,” menuntut semua pihak “menjunjung tinggi tanggung jawab mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian serta keamanan instalasi PBB.”
Insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat memperbarui mandat UNIFIL untuk terakhir kalinya pada 28 Agustus.
UNIFIL telah beroperasi di Lebanon selatan sejak 1978 dan diperkuat secara signifikan berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 setelah perang tahun 2006 antara Israel dan kelompok perlawanan Israel, Hezbollah.
Baca juga: Pemimpin Hizbullah pastikan siap hadapi Israel jika situasi memaksa
Perang lintas batas antara Hezbollah dan pasukan Israel dimulai pada Oktober 2023, setelah serangan Hamas di Israel. Perang ini meningkat menjadi perang skala penuh pada September 2024, menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai 17 ribu orang.
Gencatan senjata dicapai pada November, tetapi Israel telah melancarkan serangan hampir setiap hari di Lebanon selatan sejak saat itu, dengan klaim menargetkan aktivitas Hezbollah.
Israel seharusnya menarik diri sepenuhnya dari Lebanon selatan awal tahun ini, tetapi masih mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan.
Indonesia sendiri telah berpartisipasi dalam misi perdamaian UNIFIL di Lebanoan pada 2006, serta pada April 2025, Indonesia telah mengirimkan 1.090 prajurit untuk berpartisipasi dalam misi perdamaian UNIFIL ke Lebanon, dan akan bertugas sampai 2026.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Israel kembali langgar gencatan senjata, serang kota-kota Lebanon
Baca juga: Patroli drone Israel resahkan warga pedesaan di Lebanon selatan
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.