Jakarta, CNBC Indonesia - Iran telah membongkar dan memindahkan sistem pendingin dari fasilitas pengayaan uranium Natanz. Hal ini terjadi saat Teheran masih dalam ketegangan yang tinggi dengan Tel Aviv.
Menurut pakar nuklir AS yang juga presiden Institute for Science and International Security (ISIS), David Albright, langkah ini bisa jadi isyarat persiapan Iran menghadapi potensi serangan baru dari Israel.
"Citra satelit terbaru dari kompleks Natanz menunjukkan selama seminggu terakhir, Iran telah melepas dan membongkar hampir semua peralatan pendingin dari gedung-gedung HVAC," tuturnya di X, Rabu (3/9/2025), dikutip Middle East Monitor.
Albright, yang dikenal sebagai salah satu pakar terkemuka mengenai program nuklir Iran, mengatakan Teheran tampaknya memanfaatkan penutupan sementara fasilitas tersebut untuk melindungi peralatan vital dari serangan udara di masa depan.
"Beberapa pendingin yang dibongkar telah dipindahkan ke helipad, sebagian dipindah di dekat fasilitas pemurnian air, sementara sisanya disebar di seluruh kompleks."
Fasilitas Natanz, salah satu situs pengayaan utama Iran, sebelumnya menjadi sasaran serangan gabungan Israel dan AS pada Juni lalu yang menyebabkan kerusakan signifikan. Para analis memperingatkan bahwa perkembangan terbaru ini mencerminkan upaya Teheran untuk melindungi infrastruktur nuklirnya dari serangan yang diperbarui.
Konflik Iran-Israel adalah ketegangan geopolitik yang berlangsung lama, berpusat pada persaingan kekuatan di Timur Tengah. Meskipun tidak pernah ada perang terbuka skala penuh, kedua negara terlibat dalam "perang bayangan" yang mencakup berbagai serangan militer, siber, dan ekonomi yang ditargetkan.
Israel melihat program nuklir Iran sebagai ancaman eksistensial, meyakini bahwa Iran sedang berupaya mengembangkan senjata nuklir yang dapat digunakan untuk menghancurkan Israel. Iran membantah tuduhan ini, bersikeras bahwa programnya murni untuk tujuan damai.
Israel telah berulang kali melakukan serangan rahasia dan terang-terangan terhadap ilmuwan nuklir Iran, situs, dan personel militer, serta mendukung operasi siber yang menargetkan infrastruktur penting.
Di sisi lain, Iran mendukung kelompok-kelompok bersenjata di seluruh Timur Tengah yang bermusuhan dengan Israel, seperti Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon. Kelompok-kelompok ini seringkali terlibat dalam konflik langsung atau tidak langsung dengan Israel.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]