Jakarta (ANTARA) - Meski kerap dipandang hanya dari konteks geopolitik, konsep sentralitas ASEAN pada akhirnya berkaitan dengan relevansi ASEAN terhadap kehidupan masyarakat di negara-negara anggotanya, kata mantan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa.
"Dalam pandangan saya, pada akhirnya, sentralitas ASEAN adalah tentang relevansi ASEAN terhadap masyarakatnya. Sejauh apa keberadaan ASEAN berdampak dalam kehidupan sehari-hari masyarakat biasa," kata dia di Jakarta, Sabtu (4/10).
Saat menyampaikan pandangannya dalam acara "ASEAN for the People’s Conference" yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Marty mengatakan bahwa secara resmi ASEAN mengakui pentingnya dimensi kemasyarakatan dalam organisasi regional itu.
"Institusi dan cara kerja ASEAN sudah cukup terbuka dan demokratis terkait partisipasi masyarakat," kata dia, menambahkan.
Dia juga mengaku sepakat dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn yang menyatakan bahwa semua tujuan dan pencapaian ASEAN terjadi berkat kontribusi masyarakat di negara-negara ASEAN.
Terlebih, kata Marty, ASEAN terbukti memiliki peran besar dalam melindungi stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara serta mewujudkan transformasi ekonomi yang dinikmati negara-negara ASEAN saat ini.
Namun, dia mengatakan bahwa "masih ada ruang untuk memperkuat upaya meningkatkan rasa memiliki serta partisipasi masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan ASEAN."
Menurut Marty, saat ini adalah waktu yang tepat bagi ASEAN untuk membina hubungan yang lebih terfokus dan bermakna dengan golongan akar rumput dan kelompok masyarakat Asia Tenggara guna memastikan relevansi ASEAN.
Dia pun mengingatkan bahwa upaya memperkuat hubungan itu harus tumbuh secara alami, karena proses tersebut "bukanlah sesuatu yang bisa hadir berkat disahkannya sebuah dokumen atau deklarasi."
"Hal ini harus menjadi bagian dari proses pembinaan dan pelibatan masyarakat untuk memastikan bahwa kita akan tetap relevan untuk tujuan bersama, yaitu ASEAN yang benar-benar terpusat pada rakyatnya," kata Marty.
Menteri luar negeri yang menjabat pada 2009—2014 itu juga menyebut agenda "ASEAN for the People’s Conference" sebagai wahana yang amat penting untuk mengenali aspek-aspek mana saja di ASEAN yang bisa lebih terbuka untuk partisipasi masyarakat.
Baca juga: Integrasi ekonomi ASEAN via pembayaran QR dinilai langkah yang tepat
Baca juga: FPCI: ASEAN butuh persatuan akar rumput untuk perkuat kawasan
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.