
Banyak ibu hamil bertanya-tanya, apakah masih aman untuk berhubungan seks di trimester akhir, khususnya saat posisi janin sudah turun ke panggul?
Namun sebelum membahas lebih lanjut, pastikan bahwa kondisi kehamilan Anda sehat dan tidak berisiko komplikasi. Konsultasikan juga ke dokter kandungan Anda, karena pengalaman kehamilan masing-masing ibu berbeda-beda.
Apa yang Dimaksud 'Janin Sudah Masuk Panggul'?
Istilah 'masuk panggul' secara umum merujuk pada kondisi ketika bagian terendah janin (biasanya kepala) mulai turun ke rongga panggul ibu. Proses ini sering disebut 'lightening' atau penurunan janin menjelang persalinan. Penurunan ini mempersiapkan posisi janin agar lebih siap untuk melewati jalan lahir. Namun, “masuk panggul” pada tiap kehamilan bisa bersifat relatif (umumnya terjadi di trimester ketiga) dan tidak selalu menunjukkan bahwa persalinan akan segera terjadi.
Karena saat itu posisi janin lebih dekat ke serviks dan area panggul ibu lebih terpengaruh, ada kekhawatiran bahwa aktivitas seksual bisa memicu kontraksi, mempengaruhi leher rahim (serviks), atau menimbulkan ketidaknyamanan.

Apa Bukti Ilmiah tentang Seksualitas di Kehamilan Lanjutan?
Sebuah ulasan pada jurnal Sex in Pregnancy menyebutkan bahwa aktivitas seksual selama kehamilan memang umum terjadi, tetapi frekuensinya cenderung menurun seiring bertambahnya usia kehamilan.
Kajian di Canadian Medical Association Journal (CMAJ) menemukan bahwa pada kehamilan tanpa komplikasi, hubungan seksual tidak secara signifikan meningkatkan risiko komplikasi seperti persalinan prematur atau perdarahan.
Mengutip Science Direct, pembatasan aktivitas seksual umumnya hanya disarankan pada kehamilan berisiko tinggi, misalnya bila ada plasenta previa, perdarahan, atau infeksi.
Selain itu, studi Effect of Coitus at Term on Length of Gestation, Induction of Labor, and Mode of Delivery menunjukkan bahwa hubungan seksual di usia kehamilan cukup bulan bisa mempercepat onset persalinan alami, walau hasilnya tidak konsisten di semua kasus.
Namun, studi lain yang berjudul The Effect of Sexual Intercourse during Pregnancy on Preterm Birth (2023) memperingatkan bahwa pada ibu dengan infeksi atau disbiosis vagina, aktivitas seksual bisa meningkatkan risiko persalinan prematur.
Apakah 'Masuk Panggul' Mengubah Risiko Seks?
Ketika janin sudah turun ke panggul:
Posisi janin yang lebih dekat ke serviks dapat membuat rangsangan mekanis atau penetrasi lebih berpotensi memicu kontraksi ringan.
Tekanan di jaringan panggul meningkat, sehingga sebagian ibu bisa merasakan nyeri atau ketidaknyamanan.
Risiko iritasi atau perdarahan ringan bisa muncul, terutama jika serviks mulai melunak.
Jika terdapat kondisi medis seperti plasenta previa, serviks lemah, atau infeksi, hubungan seksual bisa menjadi tidak aman.
Namun, tidak ada bukti ilmiah kuat yang menyatakan bahwa masuknya janin ke panggul otomatis membuat hubungan seks berisiko tinggi. Faktor kondisi kehamilan jauh lebih menentukan.
Yang pelu dipertimbangkan sebelum berhubungan seks saat hamil:
Jika kehamilan Anda normal tanpa komplikasi, hubungan seksual umumnya aman, selama tidak menyebabkan nyeri, perdarahan, atau kontraksi kuat.
Jika terasa nyeri panggul atau tekanan, pilih posisi yang lebih nyaman, hindari penetrasi mendalam, dan perhatikan reaksi tubuh Anda.
Jika terjadi perdarahan, air ketuban pecah, atau dokter menyebut serviks Anda lemah / plasenta rendah, sebaiknya hindari hubungan seksual.
Bila Anda memiliki riwayat persalinan prematur atau infeksi, diskusikan dengan dokter apakah aktivitas seksual perlu dibatasi.
Jika Anda dan pasangan tetap melakukannya, lakukan dengan lembut, komunikasikan kenyamanan satu sama lain, dan segera hentikan bila muncul kontraksi atau nyeri.
Kesimpulan
Tidak ada bukti kuat bahwa berhubungan seks saat janin sudah masuk panggul otomatis berbahaya. Namun, karena panggul dan serviks sudah lebih sensitif di akhir kehamilan, penting untuk berhati-hati.
Jika kehamilan Anda sehat, hubungan seksual bisa tetap aman. Tapi jika ada gejala seperti perdarahan, nyeri, atau kontraksi setelahnya — segera konsultasikan ke dokter kandungan.