
Hi!Pontianak - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat bersama UPT Museum Provinsi Kalbar mengajak para pelajar hingga penyandang disabilitas untuk ikut belajar tenun Sambas pada Rabu, 8 Oktober 2025. Pelatihan bertajuk 'Belajar Bersama Museum' ini menjadi salah satu bagian dari rangkaian kegiatan Sepekan Festival Museum yang berlangsung mulai dari tanggal 6-12 Oktober 2025.
Untuk kegiatan 'Belajar Bersama Museum' sendiri akan berlangsung selama tiga hari hingga 10 Oktober 2025. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, siswa SMA, SD, hingga penyandang disabilitas.
Plt Kepala UPT Museum Provinsi Kalbar, Ryan Almuthahar, menjelaskan bahwa pelatihan tahun ini mengangkat tema Tenun Sambas sebagai bentuk apresiasi terhadap salah satu warisan budaya Kalimantan Barat. Kegiatan ini menjadi upaya nyata untuk menghidupkan kembali semangat literasi budaya di tengah masyarakat sekaligus mengajak publik lebih dekat dengan warisan sejarah daerah.

“'Belajar Bersama Museum' kita tetap mengangkat tema Tenun Sambas, di mana kita mengajarkan dan mengedukasi peserta agar dapat mencoba secara nyata,” kata Ryan.
Ia menambahkan, gelaran Sepekan Festival Museum juga menjadi sarana untuk mengajak masyarakat agar tidak ragu berkunjung ke museum.
“Harapan kami dari UPT Museum adalah agar masyarakat datang ke museum, belajar bersama museum. Museum tidak pernah tutup, selalu terbuka untuk seluruh masyarakat Kalimantan Barat,” tambahnya.

Sementara itu, Delta, salah satu peserta kegiatan, mengaku senang dapat mengikuti sesi pelatihan tersebut.
“Seru, sih. Kami langsung diajarin dan praktik. Ibu yang ngajar juga bagus banget, jadi kami langsung paham,” ujarnya dengan antusias.
Delta juga mengungkapkan kesan pertamanya terhadap proses menenun, “Karena baru pertama kali, awalnya kelihatan susah. Tapi pas nyoba, ternyata enggak sesusah itu, malah mudah banget.”
Melalui kegiatan ini, Festival Museum Kalbar 2025 diharapkan tidak hanya menjadi ajang edukasi, tetapi juga wadah bagi generasi muda dan masyarakat umum untuk mengenal, mencintai, dan melestarikan kebudayaan lokal, khususnya tenun tradisional yang menjadi kebanggaan Kalimantan Barat.
Penulis: Fahrurrosi