Liputan6.com, Jakarta Wanita lebih panjang umur dibandingkan dengan pria bukan hanya terjadi pada manusia. Pola ini serupa dengan yang dialami oleh mamalia. Mamalia betina dinilai memiliki masa hidup lebih lama dibandingkan dengan jantannya.
Hal tersebut telah menarik perhatian banyak peneliti. Dilansir dari Earth, mamalia betina bertahan hidup sekitar 13 persen lebih lama dari jantannya tapi tidak berlaku bagi burung. Dalam beberapa kasus, mamalia jantan hidup sekitar 5 persen lebih lama dari betina.
Angka tersebut menunjukkan bahwa umur panjang bukan sekadar ditentukan oleh ukuran atau kekuatan tubuh. Umur panjang berasal dari bagaimana berevolusi untuk bertahan hidup, bereproduksi dan melindungi anak-anaknya.
Waktu hidup lebih lama disebut dipengaruhi oleh gen. Mamalia betina memiliki dua kromosom X. Salinan ganda ini membantu melindungi mutasi berbahaya. Sedangkan, mamalia jantan hanya memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y, sehingga antara betina dan jantan tidak memiliki sistem pertahanan yang sama.
Berikut merupakan faktor-faktor yang memengaruhi umur hidup mamalia yang polanya serupa dengan manusia.
1. Persaingan
Perebutan pasangan disebut salah satu faktor yang memperpendek umur. Mamalia yang poligami sering kali melihat pejantan terkunci dalam pertempuran.
Tanduk, gading, dan kekuatan otot yang dimiliki oleh hewan bisa memberikan dukungan dalam pertempuran, namun ada konsekuensi yang menyertainya. Upaya tersebut bisa menguras energi dan meningkatkan risiko cedera, membuat pejantan semakin rapuh seiring waktu.
Berbeda dengan burung, umumnya spesies ini membentuk pasangan monogami, sehingga tingkat persaingannya lebih rendah. Dalam kasus seperti itu, burung jantan bisa bertahan hidup lebih lama karena mereka tidak menghabiskan seluruh hidup mereka untuk bertarung.
2. Mengasuh Anak
Mamalia betina sering membesarkan anak-anaknya, menginvestasikan waktu dan energi untuk melindungi dan mendidik. Kelangsungan hidup seorang ibu menjadi kunci bagi kelangsungan hidup keturunannya. Misalnya pada primata, rentang hidup primata betina diperpanjang agar anak-anaknya bisa tumbuh mandiri.
3. Lingkungan
Kehidupan di penangkaran menguji gagasan bahwa lingkungan menentukan umur. Di kebun binatang, predator menghilang, makanan terjamin, dan dokter siaga. Namun, perbedaan antar jenis kelamin tidak hilang.
Di penangkaran, mamalia betina masih hidup lebih lama. Manusia mencerminkan pola ini. Pengobatan modern mempersempit kesenjangan antara kedua jenis kelamin, tetapi tidak dapat menghapus sepenuhnya.
4. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Mamalia betina biasanya memiliki respons imun yang lebih kuat. Hal tersebut membantu untuk melawan infeksi dan meningkatkan kelangsungan hidup.
Namun, kekuatan yang sama menciptakan risiko baru – penyakit autoimun. Laki-laki, dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, mungkin rentan terhadap infeksi tetapi terhindari dari beberapa penyakit autoimun berbahaya.
Manusia Mencerminkan Pola yang Sama
Perempuan hidup lebih lama daripada laki-laki hampir di setiap budaya dan era. Alasan tersebut bisa karena kebiasaan merokok, stres, atau pilihan makanan.
Hal tersebut juga ada kaitannya dengan kromosom, sistem kekebalan tubuh, dan peran yang telah dimainkan masing-masing jenis kelamin selama ribuan tahun. Kedokteran modern telah mempersempit kesenjangan ini, tetapi mereka tidak bisa membatalkan aturan evolusi.
Kesenjangan antara umur hidup laki-laki dan perempuan bukan karena kekhasan budaya dan buka juga karena lingkungan. Tetapi, dibentuk selama jutaan tahun dari tekanan bertahan hidup, reproduksi, dan evolusi.
Manusia memiliki pola serupa dengan mamalia dan burung. Perbedaan tersebut tetap akan membersamai hidup baik di masa lalu, masa kini, hingga masa depan. Bahkan, ketika sains mengembangkan pengobatan baru dan masyarakat menutup kesenjangan gaya hidup dan perawatan, rancangan biologis tetap bertahan.
Hal tersebut dikarenakan kromosom, kekebalan, dan pertukaran evolusi masih menentukan berapa lama setiap jenis kelamin bisa bertahan hidup.